Jemaah Haji Lansia Perlu Perhatian

10-07-2019 / KOMISI VIII
Ketua Komisi VIII DPR RI Ali Taher Parasong dan Anggota Komisi VIII DPR RI Achmad Fauzan.usai melepas petugas Haji 2019 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu (10/7/2019). Foto : Jaka/Man

 

Ketua Komisi VIII DPR RI Ali Taher Parasong mengatakan, terdapat lebih dari 4200 petugas Haji yang akan memberikan layanan dalam Pelaksanaan Ibadah Haji 1440 H/2019 ini. Dari jumlah tersebut, petugas kesehatan mendominasi lebih dari 60 persen, dimana komposisi risiko tinggi setiap kloternya tidak boleh melebihi 30 persen. Apalagi jemaah Haji banyak berusia lansia, sehingga memerlukan perhatian dan penanganan risiko tinggi.

 

“Komposisi resiko tinggi mencapai 10 persen dengan tidak boleh melebihi 30 persen tiap kloternya, karena menyangkut masalah pelayanan,” papar Ali Taher mendampingi Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah melepas petugas Haji 2019 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu (10/7/2019). Turut hadir Anggota Komisi VIII DPR RI Achmad Fauzan.

 

Dari setiap kloter jemaah Haji, terdapat 5 orang petugas Haji yang terdiri dari satu orang dokter, dua orang perawat, ketua kloter dan pembimbing Haji masing-masing satu orang. Dengan pembagian tugas yang matang ini, Ali menilai tidak akan ada jemaah Haji yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal.

 

“Kita harap petugas memahami tugas pokok dan fungsinya, tidak semata-mata bertugas tetapi tupoksi itulah yang kita dorong dengn sebaik-baiknya. Harus ikhlas lah, sabar lah, dan baik sangka-lah dalam menolong jemaah Haji supaya mereka mendapat jaminan perlindungan, pelayanan, dan pembinaan dengan sebaik-baiknya dan bisa berjalan secara maksimal,” tambah politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini.

 

Tidak hanya itu, legislator daerah pemilihan Banten ini juga mendukung pemberlakukan fast track atau layanan dini imigrasi jemaah Haji dari Arab Saudi di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, pada tahun ini. Menurutnya, semua jemaah Haji seharusnya diberikan pelayanan fast track, karena jemaah ini datang hanya untuk ibadah, bukan mencari pekerjaan sebagaimana kekhawatiran pihak imigrasi.

 

“Nanti akan kita bicarakan. Kalau bisa semua tamu (jemaah) tidak usah pemeriksaan berbelit-belit. Begitu datang langsung bisa dicek dan kalau bisa sudah dilayani imigrasinya sejak di udara, sehingga begitu datang siap berangkat. Arab Saudi tanpa jemaah Haji kita akan mengalami kesulitan, bayangkan kalau Ka’bah tanpa jemaah Haji dari Indonesia pasti sepi, tidak akan ramai. Oleh karena jumlahnya banyak, perlu dapat perhatian banyak juga,” pungkas Ali Taher. (alw/sf)

BERITA TERKAIT
Komisi VIII Serap Aspirasi Soal Layanan Haji bagi Lansia dan Disabilitas
21-08-2025 / KOMISI VIII
PARLEMENTARIA, Jakarta — Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang menegaskan pentingnya memperkuat aspek pelayanan bagi jemaah haji penyandang disabilitas...
RUU Penyelenggaraan Haji: Soroti Transisi Kelembagaan dan Usulan Kampung Haji
20-08-2025 / KOMISI VIII
PARLEMENTARIA, Jakarta – Komisi VIII DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama sejumlah organisasi kemasyarakatan Islam di Nusantara...
Revisi UU Haji Diharapkan Tingkatkan Kualitas Pelayanan Jemaah
20-08-2025 / KOMISI VIII
PARLEMENTARIA, Jakarta — Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Abidin Fikri, menegaskan bahwa revisi Undang-Undang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah...
Maman Imanulhaq Dorong Kemenag Perkuat PAUD Qu’ran
14-08-2025 / KOMISI VIII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VIII DPR RI Maman Imanulhaq mendorong Kementerian Agama (Kemenag) untuk memperkuat posisi Pendidikan Anak Usia...